JAMUR TIRAM MODAL RINGAN HASIL BESAR

on 27 April 2009



Banyak peluang untuk mendapatkan keuntungan. Salah satunya dengan budidaya jamur tiram. Jamur Tiram putih (Pleuratus florida) merupakan salah satu jenis jamur yang saat ini menjadi alternatif pilihan sebagai makanan sehat yang layak dikonsumsi. Disamping rasanya yang lezat - bahkan mirip dengan daging ayam - juga memiliki kandungan gizi yang cukup bermanfaat, sehingga saat ini sudah menjadi pilihan bagi masyarakat sebagai makanan yang layak dikonsumsi. Hal tersebut menjadikan permintaan pasar akan jamur tiram semakin meningkat, bukan hanya dari dalam negeri tetapi juga permintaan dari luar negeri yang masih sangat besar peluangnya.

Hanya bermodalkan sekitar tujuh jutaan, seorang dapat memperoleh keuntungan bersih hingga delapan jutaan dalam waktu 6 bulan. Berarti ini pendapatan bersih per bulannya sekitar satu juta lebih. Bukankah ini peluang yang menggiurkan?. Tavip (42), salah satu warga dukuh Karangasem desa Banaran kec. Sambungmacan, Kabupaten Sragen, sudah sekitar 4 tahun lalu mengembangkanbudidaya jamur tiram putih ini. Ia menceritakan tentang bagaimana mudahnya membudidayakan jamur tiram putih ini. Berikut ini tips-tips untuk membudidayakan jamur tiram putih untuk mendapatkan jamur yang besar dan putih bersih.

Tidak susah untuk mendapatkan bahan-bahan yang diperlukan. Yang pertama adalah serbuk kayu. Kayu yang diperlukan adalah : tidak yang mengandung minyak atau bahan kimia, tidak bergetah, kering dan tidak busuk. Bahan yang kedua yakni bekatul yang baru dan tidak berbau apek. Bekatul ini berfungsi sebagai bahan nutrisi dan sumber karbohidrat. Bahan selanjutnya adalah kapur kawur, yang berfungsi untuk menjaga keasaman media dan sumber mineral. Sedang bahan yang keempat adalah Gips, yang digunakan untuk memperkokoh media tanam dalam polibag sehingga tidak mudah hancur atau rusak disamping sebagai sumber mineral. Dan yang tak kalah pentingnya adalah pupuk TSP, digunakan untuk mempercepat pertumbuhan miselium dan tumbuh buah jamur.

Selain bahan utama diatas, bahan-bahan penunjang lainnya yakni kantong plastik ukuran 20 x 35 cm, paralon, kapas alat pemadat bisa botol atau pengepres dan aluminium foil. Setelah bahan – bahan tersebut tersedia, serbuk kayu diayak dan dicampur dengan bahan-bahan lain, yakni bekatul, kapur kawur, gips, dan pupuk TSP. Beri campuran air secukupnya sampai merata agar tidak terlalu kering dan namun jangan terlalu becek. Masukkan campuran tersebut kedalam kantong palstik, kemudian ditekan dengan botol atau alat pengepres, lalu diberi ring / cincin paralon kemudian tutup dengan kapas. Lapisi dengan aluminium foil atau plastik ikat atau karet. Sterilkan bag log ke dalam autoklap dengan suhu 120 derajad Celcius selama 15 menit atau ke dalam drum yang panasi dalam suhu 90 – 110 Celcius selama 4 – 8 jam. Dinginkan baag log pada suhu kamar selama 24 jam. Langkah selanjutnya adalah ”Inokulasi”. Yakni penularan atau penanaman bibit ke media tanam bibit yang digunakan bukan hasil biakan murni bias F3 atau F4. Langkah ini perlu kehati-hatian sedikit dan kecermatan. Siapkan alat seperti pinset, api spiritus dan alkohol 70%. Siapkan pula bibit F3 atau F4. Sebelum melakukan, tangan harus bersih sebaiknya dibasuh dengan alkohol. Pakaian juga harus bersih, kalau perlu kenakan pakaian laboratorium. Bila sudah siap, buka bag log dari tutupnya. Ambil pinset celupkan ke dalam alkohol lewatkan diatas api spiritus. Dinginkan beberapa detik. Ambil bibit, masukkan lewat cincin atau paralon, goyangkan agar bibit merata dipermukaan kemudian tutup kembali dengan kapas.

Setelah bag log diisi bibit, inkubasikan dalam ruang khusus dengan suhu antara 22 – 26 derajad celcius sampai miselium tampak berwarna putih dengan kelembaban 90 – 100 derajat celcius. Jangan lupa, setelah semua langkah diatas, perlu pemeliharaan yang cermat namun cukup mudah. Lakukan penyiraman 2 sampai 3 kali sehari setelah bag log di masukkan ke rumah jamur. Setelah dilakukan penyobekan bag log dengan cutter secara menyilang di bagian depan sebanyak 3 tempat dan di bagian belakang 2 tempat tergantung selera, maka jamur akan tumbuh dari lubang sobekan tersebut. Di musim hujan penyiraman cukup dilakukan 1 atau 2 kali saja dalam satu hari. Gunakan sprayer sehing siramannyaa bisa merata. Jaga suhu ruangan antara 20 – 22 celcius dengan kelembaban 95 – 100%. Sebaiknya juga gunakan higrometer dan termometer untuk mengetahui kelembaban dan suhu ruangan (bisa dibeli di apotek atau toko bahan kimia).

Umur bag log sekitar 4 – 6 bulan dengan jumlah bag log 3000 buah akan didapatkan 1.920 kg jamur tiram putih. Jumlah ini sudh dikurangi rata-rata tingkat kegagalan. Sehingga rata-rata setiap bag log menghasilkan 0,64 kg.Harga jamur tiram putih saat ini ditingkat petani per kilonya sekitar Rp. 7.000,-. Sehingga dengan modal Rp. 7.211.00 akan mendapatkan keuntungan sekitar Rp. 8.141.500,- Dalam satu bulan bapak beranak 2 ini, bisa memproduksi 5.000 sampai 7.000 log bibit. Selain dibudidayakan sendiri, Tavip juga menjual bibit yang ia buat. Bibitnya sangat khas berbeda dengan buatan yang lain. Ia menjual per log bibit seharga Rp. 1.600,-. Selain dari daerah Sragen sendiri, bibit yang ia hasilkan banyak dibeli petani pengembang jamur tiram dari daerah Purwodadi, Madiun, Blora dan Surabaya.

Meski masih termasuk skala usaha home industri, ia sudah mampu mempekerjakan 4 orang tenaga kerja. Tiap hari para pekerja harus menyemprotkan air ke media bakal bibit tersebut, karena menjaga kelembaban ruangan adalah hal sangat penting. Sementara menurut Triatmono, Kepala UPTD BIPP Dinas Pertanian Sragen prospek budidaya jamur tiram putih di wilayah Kabupaten Sragen masih sangat bagus, bukan usaha musiman. Meski cuaca di Kabupaten Sragen cenderung agak panas, tetapi dengan perlakuan khusus pembudidayaan jamur tiram di Sragen lebih baik dari daerah lain. “Jamur yang di budidayakan di Kabupaten Sragen bentuknya lebih besar di bandingkan dengan daerah sekitarnya, kami mempunyai kiat-kiat khusus dalam memperlakukan budidaya jamur tiram ini “ kata Triatmono. Kenapa jamur Tiram di Sragen bentuknya lebih besar, menurut Triatmojo kuncinya pada pembuatan bibit yang diperlakukan dengan kiat-kiat khusus. Triatmojo menambahkan, pangsa pasar jamur tiram masih sangat bagus , “ Kami malah kewalahan memenuhi permintaan jamur tiram ini. Untuk itu kami terus berupaya mengembangkan budidaya jamur tiram ini di Kabupaten Sragen, dengan cara memberikan penyululuhan kepada petani jamur tiram” tutur Triatmono.

Dari segi kesehatan menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen, jamur tiram ini layak untuk di konsumsi. Mengandung 9 asam amino yang tidak bisa disintesis dalam tubuh. Jamur ini juga mengandung Polysacharida yang tinggi, sehingga cocok untuk bahan pembuatan cream, bedak atau salep untuk perawatan wajah. Bahkan berdasarkan percobaan pada 121 pasien berjerawat kronis, dengan terapi memberikan jamur tiram setiap hari selama 21 hari, hasilnya 73,5 % kondisinya membaik dan 18,2 % sembuh total. Jamur ini juga sangat bagus di konsumsi karena memiliki kandungan protein 2 x lipat lebih baik dari protein asparagus, kubis dan kentang serta 4 x lipat dari kandungan protein pada wortel dan tomat. Jamur tiram putih juga baik untuk mencegah penyakit jantung, stroke, tekanan darah tinggi dan diabetes mellitus karena 72% kandungan dari lemak pada jamur adalah asam lemak tak jenuh. (Hart - Humas)

Menebar jamur meraup untung


Budaya pola hidup sehat yang kini merebak di tengah masyarakat kita benar-benar menjadi berkat bagi orang yang hidupnya di pedesaan. Mau bukti?

Saat ini, akibat tren minat masyarakat terhadap sayuran organik memuncak akibat pola hidup sehat telah menjadi gaya hidup masyarakat, jamur (termasuk jamur tiram) telah menjadi salah satu bisnis yang menggiurkan karena menjadi penganan alternatif. Bahkan, akibat tingginya permintaan, semua permintaan belum mampu dipenuhi. Permintaan jamur tiram dari pasar induk dan supermarket saat ini mencapai 20 ton per hari. Semua itu, belum bisa dipenuhi para petani di sentra budi daya jamur tiram di Kecamatan Cisarua dan Parongpong kawasan Lembang Bandung.

Para petani jamur tiram di Lembang baru bisa memenuhi setengahnya atau 10 ton per hari untuk kebutuhan pasar induk di Bandung, Tangerang, Jakarta serta beberapa supermarket.

“Peluang bisnis ini, kedepan sangat baik,” kata M Kudrat Ketua Masyarakat Agribisnis Jamur Indonesia (MAJI) saat ditemui di sentra budi daya Cisarua. Selain tren tadi, juga disebabkan Deptan mengelompokan jamur sebagai sayuran organik yang dibudidayakan tanpa pestisida.

Akibatnya, kini, tren permintaan setiap tahun terus melonjak rata-rata 10% per tahun. “Tapi belum sebanding dengan pasokan. Bahkan penambahan jumlah petani jamur tiram, pun belum mencukupi.”

Sejak 2006, pasar jamur tiram sudah beralih ke supermarket. Tapi pasokan jamur tiram dari MAJI ke supermarket masih terbilang rendah 0,5 ton per hari. Padahal, beberapa konter Toserba Yogya di Bandung mengemas jamur secara cantik sehingga menarik minat konsumen. Senior Operation Manager Toserba Yogya Bandung Hendarta mengatakan pasar jamur tiram untuk kalangan ekonomi menangah ke atas. “Mereka umumnya mengerti soal kesehatan dan jamur bergizi tinggi selain pangan organik,” ujarnya.

Dia mengakui prospek pasar jamur tiram ke depan sangat tinggi jika dibare- ngi dengan sosialisasi ke masyarakat. Terutama mengenai kandungan gizi dan manfaat mengonsumsi jamur. “Jamur bisa menjadi substitusi daging atau telur ayam. Kandungan gizinya hampir sama,” tambahnya.

Berdasarkan penelitian Sunan Pongsamart, biochemistry, Faculty of Pharmaceutical Universitas Chulangkorn, kandungan asam amino esensial jamur tiram mencapai 46,0 gram/100 gram protein. Sedikit di bawah telur ayam dengan kandungan 47,1 gam/100 gram protein. Dalam 100 gram jamur mengandung 2,13 gram protein; 90,7 gram air; 32,4 kalori; 5,76 gram karbohidrat; sisanya serat zat ebsi, kalsium, vitamin B1, B2 dan Vitamin C.

Kini, jumlah petani yang terjun membudidayakan jamur tiram belum banyak kecuali di Kecamatan Cisarua Lembang Bandung, pelopor dan sentra budi daya jamur tiram di Indonesia. Kudrat mengakui beberapa daerah seperti Garut, Cianjur, Sukabumi, hingga Bali dan beberapa daerah dataran tinggi di Sumatra sudah mengembangkan jamur tiram. “Namun masih terbatas.” Di Lembang, jumlah anggota MAJI yang membudidayakan jamur tiram 300 orang. Mereka membentuk kelompok-kelompok usaha guna memenuhi tingginya permintaan itu.

Peluang Investasi
Budi daya jamur relatif mudah dan murah. Selain bahan baku media serbuk gergaji yang berlimpah, jamur tiram termasuk tanaman bandel terhadap hama dan mudah beradaptasi dengan lingkungan. Itu sebabnya jamur digolongkan tanaman organik karena bebas pestisida. Basuki Rachmat, Sekretaris MAJI, mengatakan usaha jamur minimal dibutuhkan tiga buah kumbung atau rumah tanam berupa bangunan dari bambu dan kayu di atas lahan 8×6 meter. Satu kumbung dibutuhkan biaya Rp20 juta yang tahan hingga lima tahun. Per tahun, biaya susutnya 10%.

Dalam satu kumbung dibuat rak-rak yang mampu menampung 10.000 media siap tanam (baglog) yang bisa langsung dibeli di Cisarua seharga Rp1.250 per baglog. Baglog merupakan campuran media tanam dengan bahan baku utama serbuk gergaji dan campuran material organik lainnya yang mengandung lignin atau selulosa. Jika membuat sendiri harganya Rp900 per baglog tapi dibutuhkan modal lebih banyak untuk membeli peralatan pengukusan.

Panen jamur dapat dilakukan tiap hari selama empat bulan atau satu siklus masa tanam. Dari satu baglog dapat dipanen maksimal 0,6 kg. Jika punya tiga kumbung dengan 10.000 baglog per kumbung berarti total dalam satu siklus dapat dipanen 18 ton.

Dengan harga rata-rata Rp5.000 per kg di tingkat petani, maka dalam satu siklus tanam diperoleh omset Rp90 juta. Setelah dikurangi biaya produksi jamur Rp2.500 per kg termasuk harga baglog, maka keuntungan yang dapat diraih Rp 45 juta per siklus tanam. “Jika panen lancar modal awal dapat kembali dalam tempo 2 hingga 3 tahun,” kata Basuki.

Harga jamur tiram pada November-Desember lalu Rp6.500 per kg di tingkat petani. Harga ini terbilang tinggi dari harga normal, Rp5.000/kg. Harga akhir konsumen jamur berkisar Rp8.000-Rp10.000 per kg. Harga ini bisa melonjak tajam jika dikirim ke luar Jawa. Di Bali, harga jamur tiram di tingkat konsumen Rp25.000 per kg, di Kalimantan Rp30.000 per kg.

Suryani pemilik Dio Mushroom Cisarua mengaku menerima permintaan dari Singapura berupa jamur segar dan dari Timur Tengah berupa kripik jamur. Namun, belum bisa dipenuhi karena masalah kontinuitas dan teknologi pengawetan. Sebab jamur segar hanya tahan dua hari.

“Selain dibuat kripik, jamur juga dibuat krupuk. Terkadang jamur sering dijadikan substitusi bahan dasar nugget, dibuat kolak dan bahan cendol serta salad dan pepes,” ujar Nunung. Basuki menyebutkan omzet jamur tiram pada 2006 mencapai Rp20 miliar per tahun. Tapi, dalam waktu dekat, omset diprediksi menjadi Rp35 miliar hingga Rp40 miliar. “Terutama jika masuk konsumen industri jamur olahan.”

“Dari angka itu, share untuk petani Rp25 miliar hingga Rp35 miliar atau sekitar 60% dari omzet total,” jelas Basuki. Padahal, lanjut dia, tingkat konsumsi jamur di Indonesia tergolong rendah. Data MAJI menyebutkan, pada 2004 konsumsi jamur orang Indonesia 0,05 kg/kapita per tahun. Di Prancis mencapai 4,5 kg/kapita per tahun dan di China 3,5 kg/kapita per tahun. Untuk ekspor, lanjut Basuki, pasar potensial ada di Amerika, Eropa dan Asia Timur.

Perhitungan Sederhana Analisa Usaha Jamur Tiram,

on 26 April 2009

I.Perhitungan Hasil Usaha Budidaya Jamur Tiram

I.A.Penjualan Produksi Baglog /media tumbuh Jamur Tiram :

Biaya pembuatan per satu baglog jamur tiram
dengan perincian :

serbuk kayu.........................Rp. 150,-
dedak /bekatul....................Rp. 150,-
kapur .................................Rp. 25,-
kayu bakar......................... Rp. 75,-
plastik ...............................Rp. 125,-
cincin baglog.......................Rp. 100
kapas/kertas koran..............Rp. 25,-
bibit....................................Rp. 100
tenaga kerja........................Rp. 150,-
Lain-lain..............................Rp. 100,-

jumlah.................................Rp.1000,-

Harga Pokok Produksi Rp.1000,-
Harga Jual Produksi Rp.2500,-

Keuntungan Rp.1500,-/baglog

Jika dalam skala kecil kapasitas produksi baglog perhari 50 baglog maka dalam sebulan :
50 baglog x 30 hari = 1500 baglog semai
1500 x Rp.2500,- = Rp.3.750.000,

Omzet kotor dari penjualan baglog semai jamur tiram.Jumlah produksi bisa ditingkatkan sesuai kebutuhan.

I.B.Penjualan Jamur Tiram Segar.

Analisa hasil penjualan jamur tiram segar,jika 1500 baglog di budidaya sendiri.
Media tumbuh jamur/baglog dengan jumlah skala kecil 1500 baglog ,
kemampuan tumbuh jamur 4-7 kali keluaran jamur setiap baglog,atau 0,7 x berat media :

0,7 x 1,25 kg = 0.8 kg/baglog
0.8 x 1500 baglog = 1200kg .
Jika harga jual jamur tiram per kilogram Rp.10.000,-

maka Rp.10.000,- x 1200 kg = Rp.12.000.000,- perolehan kotor penjualan jamur tiram segar .bertahan sampai 6 bulan

.

Bergandeng Tangan Produksi Tiram


Enak betul Ayi Muhidin, pekebun jamur di Cugenang, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Setiap hari seorang pengepul menjemput hasil panen ke rumahnya. Dari 3 kumbung berkapasitas 100.000 baglog, ia menuai 200 kg jamur per hari. Pengepul membayar Rp6.000 per kg sehingga omzetnya Rp36-juta per bulan. Jika kesulitan memasarkan ia tinggal angkat telepon. Pekebun inti akan memasarkan seluruh produksinya.

Namun, selama 3 tahun mengebunkan jamur ia tak pernah menghadapi kesulitan itu. Setiap hari pengepul menyambangi rumahnya, mengangkut jamur, dan membayar tunai saat itu juga. Untuk menjadi pekebun jamur, ia membeli baglog yang sudah diinokulasi miselium di pekebun inti, Triono Untung Priyadi. Lokasi kumbung Triono 5 km dari rumah tanamnya. Harga sebuah baglog berbobot 1,2 kg itu Rp1.350.

Sedangkan biaya perawatan selama 5 bulan Rp1.600 per kg. Total jenderal biaya produksi Rp2.950 per kg. Artinya, Ayi memetik laba bersih Rp3.050 per kg atau total Rp11.700.000 per bulan. Menurut Ayi pendapatan itu jauh lebih besar ketimbang omzet dari setoran 12 angkutan kota miliknya yang melayani trayek Cisarua - Mariwati. Itulah sebabnya ia berniat memperluas kumbung.
Terjamin

Bagaimana tak tergiur memperluas, pekebun inti sangat membantu. Bayangkan, Ayi menerima baglog yang sudah diinokulasi. Ia tinggal meletakkan baglog di rak tanam, lalu merawatnya. Jika gagal tumbuh, pekebun inti akan mengganti. Soal pemasaran, pekebun inti bersedia menampung jika plasma kesulitan memasarkan. Itulah sebabnya jumlah pekebun seperti Ayi terus bertambah.

Kini Triono bekerja sama dengan 25 pekebun plasma di Cianjur dengan kepemilikan 30.000 - 100.000 baglog. Total produksi 25 pekebun plasma itu mencapai 1 ton per hari yang terserap pasar. Itu pun belum semua permintaan terpenuhi. Permintaan pengepul di Bekasi dan Tangerang 600 kg per hari belum terlayani. Kondisi itu yang mendorong Wahyu tertarik menjadi pekebun plasma. Maka sejak 8 bulan lalu ia mengelola 20.000 baglog.

Triono mengembangkan kemitraan sejak 2004. Kini ia mengelola 8 kumbung yang mampu menampung 386.000 baglog. Dari rumah-rumah tanam itu Triono menuai rata-rata 750 - 1.000 kg jamur setiap hari. Dengan harga jual Rp6.750 per kg, omzetnya Rp5.062.500 sehari atau Rp150-juta sebulan.

Untuk memenuhi pekebun mitra, alumnus Universitas Gadjah Mada itu memproduksi 4.000 baglog setiap hari. Sementara untuk memenuhi kumbung pribadi juga 4.000 baglog. Kemitraan semacam itu juga dikembangkan oleh Rahmat, pekebun di Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung.
Sekaligus sewa

Rahmat bukan hanya memasok baglog yang sudah diinokulasikan, tetapi juga kumbung. Artinya, pekebun tak perlu repot membangun rumah tanam. Begitu uang sewa dibayar, pekebun tinggal mengelola baglog-baglog menjelang panen. Praktis memang. Menurut Rahmat biaya sewa sebuah kumbung 8 m x 9 m plus 10.000 baglog hanya Rp1,1 juta per 4 bulan. Selama 3 bulan, pekebun terus-menerus memetik jamur tiram.

Lihat saja Ai Ratna Ningsih, pekebun penyewa yang menjadi mitra Rahmat. Dua tahun terakhir ia rutin mengantongi Rp18-juta per bulan hasil penjualan 3 ton jamur tiram. Sekarang Ratna mengelola 3 kumbung terdiri atas 30.000 baglog. Pada hari ke-40 ia membuka ujung baglog. Sejak itu ia rutin menyiram pada pagi dan sore. Sepekan kemudian, baglog baglog mulai mengeluarkan jamur-jamur berwarna putih.

Jika ada yang gagal tumbuh, Ratna tak khawatir lantaran Rahmat menjamin akan mengganti baglog yang gagal tumbuh. Rata-rata dari setiap baglog dapat dipanen 4 ons jamur. Total jenderal sampai bulan ke-4, ia memetik 4 ton jamur dari satu kumbung. Artinya, dengan harga Rp6.000 per kg, omzet Ratna Rp72-juta per periode dari 3 kumbung.

Setelah dikurangi biaya produksi seperti pembelian baglog, sewa kumbung selama 4 bulan, dan listrik, masih tersisa laba bersih Rp 12-juta dalam waktu 4 bulan. Penghasilan itu jauh di atas pendapatan sehari-harinya sebagai penjahit. Pantas, jika Ratna terus mengembangkan kumbung. 'Saya berani menyewa karena melihat baglog tetangga yang sukses mengebunkan jamur,' kata Ratna.

Menurut Kudrat Slamet, ketua Masyarakat Agribisnis Jamur Indonesia, pasar jamur tiram kian meluas. Produksi tiram di Desa Kertawangi, Kabupaten Bandung, saja mencapai 7 ton per hari. Itu belum mencukupi kebutuhan pasar yang mencapai 15 ton sehari. Setahun terakhir, misalnya, banyak permintaan jamur dari Cirebon, Garut, dan Sumedang.

Pasar berkembang juga karena muncul beragam olahan jamur tiram yang lezat antara lain sebagai keripik. Adi Yuwono, pengamat jamur nasional, mengatakan tren organik turut mendongrak pasar jamur. Pada umumnya jamur tumbuh organik - tanpa pestisida kimia.
Baglog

Tingginya permintaan jamur juga mempengaruhi produksi baglog. Yanti Heryanti menggunakan 2 kumbung besar berkapasitas 50.000 baglog. Ia membeli baglog dari Rahmat. Lalu 'membesarkan' miselium dan menjual kembali baglog itu 40 hari kemudian. Saat itu spora sudah menyebar ke seluruh permukaan baglog sehingga tampak warna putih.

Kegagalan tumbuh miselium biasanya sebelum hari ke-40. Makanya, banyak pekebun memilih membeli baglog umur 40 hari. Setiap 40 hari Yanti menjual hingga 40.000 baglog. Menurut Yanti tingkat kegagalan merawat miselium mencapai 20%. Dari 50.000 baglog yang ia rawat, 10.000 di antaranya tak berkembang alias miselium tak menyebar. Dengan harga jual Rp2.250 maka laba bersihnya mencapai Rp600 per baglog atau Rp6-juta selama 40 hari. Pembeli baglog itu antara lain para pekebun di Bogor, Tangerang, dan Karawang.

Slamet, produsen baglog di Kaliurang, Yogyakarta, mengatakan sejak 2007 penjualan baglog jamur tiram sebesar 70%. Padahal, sebelumnya penjualan baglog didominasi jamur kuping. Tren berkebun tiram nyata terlihat dari banyaknya pekebun jamur kuping yang beralih ke tiram.

Saat ini, dari 200 pekebun di Kaliurang, Yogyakarta, sekitar 140 merupakan pekebun jamur tiram. Padahal, dulu jumlah pekebun jamur kuping yang paling banyak. Pendatang baru pun bermunculan seperti Endro Pranowo. Pada awal November 2008, ia membenamkan modal Rp9-juta untuk menyulap kandang ayamnya menjadi kumbung jamur berkapasitas 4.000 baglog.

Akhir Desember 2008, sudah 4 hari Endro Pranowo memanen masing-masing 30 kg jamur per hari. Endro memprediksi panen stabil 30 kg per hari selama 2 bulan. Artinya dengan harga jamur di Yogyakarta Rp8.000 per kg di tingkat petani, selama 2 bulan Endro memperoleh Rp14,4 juta dari panen 1,8 ton.

Bahkan harga bisa lebih tinggi sampai Rp10.000 per kg lantaran Endro menjual langsung ke pedagang di pasar di Kranggan, Kolombo, dan Condongcatur. Dengan bergandeng tangan - antara pekebun plasma dan inti - lebih mudah menembus pasar.

jamur

on 23 April 2009


Salah satu jamur yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan (edibel) adalah jamur kayu. Disebut demikian karena jamur ini umumnya tumbuh menempel pada kayu yang telah mati dan lapuk. Sehingga pembudidayaan secara tradisional juga menggunakan log kayu yang dipotong-potong. Tetapi kini budidaya jamur kayu banyak dilakukan dengan menggunakan serbuk gergaji kayu sebagai media tanamnya.


Ada beberapa jenis jamur kayu yang umum dibudidayakan yaitu :

Jamur Kuping (Auricularia sp), Jamur Tiram(Pleurotus Ostreatus), Jamur Shiitake(Lentinus Edodus), Jamur Ling zhie(Ganoderma), Jamur Kepala kera, Jamur Paha ayam dan lain sebagainya.

Manfaat jamur kayu selain bergizi cukup tinggi juga bermanfaat bagi kesehatan diantaranya untuk mencegah dan mengobati penyakit jantung, kolesterol, tekanan darah tinggi, penyakit paru-paru, menetralisir racun dan memperlancar proses metabolisme di dalam tubuh. Disamping itu, bermanfaat juga untuk anti virus,anti tumor, anti kanker,diabetes, hepatitis, sesak napas, migren dan lain sebagainya

SYARAT TUMBUH

Jamur kayu dapat tumbuh dan dibudidayakan di daerah beriklim dingin maupun panas dengan suhu 12 – 36 0C, namun suhu optimum antara 20 – 28 0C. masing masing jamur memiliki karakter dan kebutuhan biologi hidup berbeda beda. Beberapa diantaranya adalah kebutuhan sinar matahari tidak langsung, kelembaban udara, suhu dan sirkulasi udara. Sebagai contoh jamur kuping akan tumbuh dengan optimal pada suhu 22 0C dan kelembaban 93 %, jamur tiram akan tumbuh dengan optimal pada suhu 27 0C dan kelembaban 60 %, jamur lingzhi akan tumbuh dengan optimal pada suhu 25 0C dan kelembaban 65 %, jamur shiitake akan tumbuh dengan optimal pada suhu 16 0C dan kelembaban 97 %.

TEKHNIK PRODUKSI BENIH SIAP TANAM

Bahan dan Perlengkapan yang perlu disiapkan

  • Serbuk gergaji kayu yang lunak (albasia) yang sudah diayak dibiarkan satu bulan untuk menghilangkan getah dan sisa minyak pelumas yang terkandung didalamnya.
  • Bahan campuran : Gips (CaSO4), Kapur (CaCO3), Bekatul, TSP dan lain sebagainya.
  • Cincin plastik, kapas dan tutup cincin
  • Plastik (polypropilene) yang tahan panas
  • Lampu, spirtus, alkohol, formalin, pinset

Penyiapan Media Tumbuh


Media tumbuh jamur terdiri atas campuran : Serbuk gergaji, Bekatul, kapur dan bahan tambahan lainnya dengan perbandingan 100 : 10 – 15 : 1 dan bibit jamur (F-3).
Tahapan pengisian polybag dengan bahan serbuk gergaji adalah sebagai berikut :

  • Bahan-bahan dicampur rata dengan Kadar air 60% dengan cara memerciki campuran dengan air. Selanjutnya Campuran media tumbuh tersebut dimasukan dalam polybag (polypropilene) dan dipadatkan. Pemadatan dapat dilakukan dengan menggunakan mesin / manual ditekan dengan tangan. Pengisian polybag sampai setinggi ± 2/3 atau 3/4 bagian. Pada mulut plastik dipasang cincin plastik dan disumbat dengan kapas kemudian ditutup dengan tutup cincin. Setelah itu polybag siap untuk disterilkan.
  • Sterilisasi dilakukan dengan menggunakan autoklap (panas bertekanan) tekanan 1 atmosfer atau suhu 120 0C selama 5-6 jam, atau dikukus dengan suhu 95-100 0C selama 12 jam.
  • Pada hari berikutnya setelah media dingin antara 35 - 40 C dilakukan inokulasi (pemberian bibit f-3) dengan cara membuka kapas dan memasukan bibit pada lubang yang telah disediakan dengan sendok steril, selanjutnya lubang ditutup kembali dengan kapas.
  • Polybag yang sudah diinokulasi kemudian disimpan (proses inkubasi) sambil menunggu pertumbuhan mycelium.

TEKNIS BUDIDAYA

Sebelum polybag dimasukkan, seharusnya didalam kumbung jamur sudah disterilkan dengan cara lantai ditaburi kapur dan insektisida. 1 – 2 hari kemudian polybag dimasukkan ditata rapi dilantai untuk menumbuhkan myselium.


Setelah ± 1/2 - 3/4 bagian permukaan media ditumbuhi oleh mycelium jamur, maka polybag siap disusun dengan rak sederhana yang terbuat dari bambu dengan posisi tidur dan tumpuan diatur bolak – balik. Kemudian dibuat lubang pada ujung polybag (dekat tutup) dengan cara menyobek plastik polybag berbentuk X, V atau + sepanjang ± 1,5 Cm untuk jamur kuping dan tiram sebagai tempat munculnya tubuh buah jamur.

Sedang untuk jamur ling zhie cukup dengan melepas kapas sebagai tempat munculnya tubuh buah jamur sedangkan untuk jamur shiitake setelah miselium memenuhi media maka plastic dilepas seluruhnya. Sejak itu jamur dirawat dengan cara dilakukan penyemprotan dengan menggunakan handsprayer. Jika calon jamur sudah tumbuh dan berumur 15 hari, maka pada sisi yang berlawanan (bagian belakang) dibuatkan lubang untuk munculnya tubuh buah jamur.

PANEN DAN PASCA PANEN

Jamur kuping siap dipanen bila ukurannya sudah optimal yang ditandai dengan ciri-ciri jamur sudah mulai mengkerut dan keriting pada bagian pinggir tudung jamur (±30 hari ).jamur tiram umumnya siap dipetik ketika telah berusia 2 (dua) hari sejak tunas, jamur ling zhie umumnya siap petik pada umur 1,5 – 2 bulan sejak tunas. Pemanenan dilakukan dengan mencabut seluruh bagian jamur yang ukurannya sudah optimal.


Setelah dicabut, serbuk kayu yang menempel pada bagian akar jamur kuping segera dibersihkan. Kemudian jamur dicuci bersih dengan air lalu dikeringkan dengan sinar matahari atau dapat juga dengan mesin pengering jika cuaca tidak memungkinkan (untuk jamur kuping dan lin zhie). Tetapi ada pula yang cukup dijual kondisi segar seperti jamur tiram dan jamur shiitake.


Langkah berikutnya adalah mengemas jamur tersebut kedalam kantong plastik kedap udara agar jamur tahan lebih lama dan tampak lebih menarik. Selanjutnya jamur siap untuk dipasarkan.


PEMASARAN

Jamur kayu dapat dipasarkan dalam bentuk segar maupun dalam bentuk kering. Baik untuk pasar eksport maupun untuk pasar lokal. Ada juga yang memasarkannya dalam bentuk olahan seperti keripik jamur, sop jamur, sate jamur, teh jamur, syrup jamur, kapsul dan lain sebagainya.


Namun pada umumnya jamur kuping, jamur ling zhie dipasarkan dalam bentuk kering sedang jamur tiram dan jamur shiitake dipasarkan dalam bentuk segar keberbagai daerah antara lain Jakarta, Bogor, Tangerang, Bandung, Tasik, Surabaya, Bali, Kalimantan, Lampung, Palembang, Batam dan kota lainnya (untuk lokal). Sedang untuk pasar eksport antara lain ke negara Taiwan, Singapura, Hongkong , Jepang, Amerika dan beberapa negara Eropa.


Untuk memenuhi keperluan eksport biasanya diperlukan standar kualitas tertentu diantaranya besar, lebar dan bersih disamping itu juga perlu mempertimbangkan 3 Q yakni Qualitas, Quantitas dan Qontinuitas.

Bertanam Jamur Merang



Bahan :

  • Bangunan rumah ukuran 4 x 6 x 3 m
  • Jerami/batang kedelai kering secukupnya
  • Bambu secukupnya
  • Kapur sirih
  • Kapuk/kapas sintetis
  • Drum dan pipa
  • Bibit jamur merang

Cara mengolah lahan dan menanam :

  • Buat bangunan rumah ukuran 4 x 6 x 3 m, tak perlu jendela cukup pintu satu buah
  • Lapisi dinding bagian dalam termasuk atap dengan plastik yang rapat
  • Belah bambu buatlah rak susun ukuran bebas dan beri gang untuk masuk
  • Jerami yang sudah dicuci bersih diletakkan pada rak bambu secara merata
  • Taburkan kapur sirih dan abu di atas jerami. Tumpuklah jerami lagi di atasnya begitu seterusnya hingga tebal 25 cm tutuplah dengan plastik yang rapat, ditunggu 3 hari tiga malam.
  • Taburkan kapur sirih dan abu tadi kemudian dibuka dan diaduk-aduk lalu diratakan lagi kemudian diatasnya diberi kapas dan ditaburi bibit jamur
  • Drum diisi air ¾ air pasang pipa ke dalam ruangan yang diisi rak-rak lalu pintu ditutup
  • Panasi drum tersebut selama 15 jam, sehingga suhunya mencapai 90 derajat celcius. Tunggu sampai 7 hari jamur akan tumbuh subur, petiklah hasilnya.

Keterangan :

  • Dalam meemetik jamur jangan di ambil seluruhnya pilih yang agak besar-besar saja. Yang kecil petiiklah esok hariinya.
  • Cara membuat bibit secara sederhana :
  1. Pilihlah jamur yang batangnya kelihataan besar/keadaan jamur besar semuanya
  2. Irislah tipis-tipiis kemudiian masukkan ke dalam botol atau tempat lainnya
  3. Masukkan batang bambu dan tutuplah rapat-rapat diamkan selama 15 hari
  4. Ambillah bambu tersebut, jadi yang melekat pada bambu tersebut adalah bibitnya
  5. Simpanlah dalam plastik dan botol.

Prospek Cerah Budidaya Jamur Merang


Sebut saja sate jamur, jamur goreng tepung, sup jamur, pepes jamur, keripik jamur, dan banyak jenis makanan olahan lain dari jamur, kini menjadi daftar menu utama di restoran-restoran yang menyediakan menu khusus vegetarian. Di restoran dan rumah makan umum pun, menu serbajamur kini semakin banyak ditemui.

Jamur disukai tak hanya karena rasanya yang lezat. Jamur, juga dipercaya kaya manfaat. Dibanding dengan daging, jamur memang punya nilai plus tersendiri. Jika daging erat dengan masalah lemak atau kandungan kolesterol, jamur sebaliknya: bebas kolesterol serta kaya serat vitamin dan mineral. Karenanya, jamur dipercaya mampu mengobati berbagai penyakit. Jamur merang, misalnya berguna bagi penderita diabetes dan penyakit kekurangan darah, bahkan dapat mengobati kanker.

Sesuai dengan namanya, umumnya jamur ini tumbuh pada merang atau jerami padi. Jamur merang dapat dengan mudah kita temui di tumpukan jerami sehabis masa panen padi. Seusai masa panen, jamur merang akan sulit ditemui. Namun dengan cara pembudidayaan modern, kita dapat menikmati jamur merang kapan saja. Tidak tergantung musim.

Pembudiyaan jamur merang secara modern, membutuhkan tempat khusus yang diset sebagai tempat tumbuh jamur. Kumbung (rumah jamur) yang telah dilengkapi media tumbuh dan telah diatur temperaturnya merupakan tempat terbaik untuk kembang biak jamur merang.

Kumbung dapat dibuat dengan rangka besi, kayu atau bambu, serta dinding dan atap plastik. Di bagian luar kumbung ini dipasang lagi atap, dan dinding yang terbuat dari anyaman bambu, nipah ataupun kain yang dapat ditutup dan buka, untuk mengatur cahaya matahari yang masuk. Kumbung juga harus dilengkapi jendela untuk mengatur sirkulasi udara. Di dalam kumbung, dibuat dua deret rak (bedengan) bertingkat, sebagai tempat meletakkan media tumbuh.

Media tumbuh yang dibutuhkan merupakan hasil pengomposan jerami dan campuran limbah kapas dengan perbandingan 2:1, ditambah 1-2 % kapur. Jerami dibasahi air, kemudian ditimbun bersama kapur di lantai, lalu ditutup plastik polibag selama 5 hari. Pada hari kelima, timbunan itu dibuka, dibalik, dan ditambahi bekatul, kemudian diletakkan di bedengan. Bedengan itu kemudian ditutup polibag selama 4 hari untuk menjalai proses fermentasi. Sebelum digunakan, bahan ditambah lagi dengan limbah kapas dan biji-bijian seperti kacang hijau, beras, jagung, kedelai, atau biji kapuk.

Setelah siap, media tumbuh diletakkan di rak-rak bedengan di dalam kumbung. Agar terhindar dari serangan bakteri, ngengat, ataupun jamur lain, kumbung dan media tanam harus disterilkan. Sterilisasi dilakukan dengan proses pasteurisasi, yakni pemanasan kompos dan ruangan rumah jamur dengan uap panas hingga temperatur 70 derajat celcius selama 5-7 jam. Suhu kompos dipertahankan 70 derajat selama 2-3 jam.

Pemanasan kumbung ini dilakukan dengan menghidupkan generator uap yang telah dihubungkan dengan ruangan dalam kumbung. Generator uap dapat dibuat sederhana, menggunakan drum-drum bekas yang diisi air, serta dipanaskan menggunakan kayu bakar. Uap yang dihasilkan disalurkan ke dalam kumbung.

Setelah pasteurisasi, udara segar dibiarkan masuk untuk menurunkan suhu hingga mencapai 32-35 derajat celcius. Saat inilah bibit boleh mulai ditanam.

Bibit jamur merang biasanya diperoleh dari penjual bibit. Tidak mudah membuat biakan bibit jamur sendiri, kalaupun bisa, kualitasnya tidak selalu bagus. Bibit ditebarkan di seluruh permukaan jerami yang telah dikomposkan. Setelah itu, jendela dan pintu kumbung ditutup selama tiga hari. Suhu dijaga dalam kisaran 32-38 derajat celcius. Bibit jamur memerlukan suhu yang agak panas untuk menumbuhkan miselium (benang-benang jamur).

Sirkulasi udara harus dijaga. Selain itu, perhatikan pula media tumbuh, jangan sampai jerami kering. Bila perlu, semprotkan air yang telah dicampur sedikit urea.

Pada hari ke 8-12 setelah peletakan bibit, jamur merang sudah siap dipanen. Jamur merang biasanya diminati saat kuncupnya belum mekar, masih berbentuk bulat dengan warna putih kecoklatan. Bila kuncup telah mekar, meski masih bisa dimakan, namun nilai ekonomisnya akan turun.

Saat ini, jamur merang kualitas bagus dapat dijual dengan harga cukup tinggi, 9.000-10.000 perkilogram. Dari setiap kandang berukuran 4 x 8 meter berisi sepuluh rak bedengan, dapat dipanen 25-40 kilogram jamur. Setiap hari selama masa panen yang berlangsung 15-17 hari.